Sabtu, 26 Oktober 2013

Bertani pisang

Pisang adalah tanaman tropis yang mudah
dibudidaya kan, tanaman ini bisa tumbuh dengan
baik dimana saja baik didataran rendah atau
dataran tinggi. Hampir semua bagian pohon
pisang bermanfaat dari mulai pohon, daun
maupun buahnya dapat dijual dengan harga
relative mahal. Buahnya dapat diolah menjadi
penganan yang enak seperti selai, keripik,
dodol dan lainnya. Pada kesempatan ini saya
ingin menyampaikan kepada pemirsa sekalian
tentang cara budidaya pohon pisang barangkali
berguna buat pemirsa khususnya petani pisang
Cara budidaya pohon pisang
1. Syarat Tumbuh
1.1 Iklim
1. Iklim tropis basah, lembab dan panas
mendukung terhadap pertumbuhan
pisang. Namun demikian pisang masih
dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada
kondisi tanpa air, pisang masih tetap
tumbuh karena air
disuplai dari batangnya yang berair
tetapi produksinya tidak dapat kurang
maksimal.
2. Angin dengan kecepatan tinggi seperti
angin topan dapat merusak daun dan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3. Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800
mm/tumbuh dengan dua bulan kering.
Variasi curah hujan harus diimbangi
dengan ketinggian
air tanah agar tanah tidak tergenang.
1.2. Media Tanam
1.Pisang dapat tumbuh ditanah yang kaya
humus, mengandung kapur
atau tanah berat. Tanaman ini rakus
makanan sehingga sebaiknya pisang
ditanam ditanah berhumus dengan
pemupukan.
2. Air harus selalu tersedia tetapi tidak
boleh menggenang karena tanaman
pisang harus diari dengan intensif.
Ketinggian air tanah di daerah basah
adalah 50 – 200 cm, di daerah setengah
basah 100 – 200 cm dan di daerah
kering 50 – 150 cm. Tanah yg telah
mengalami erosi tidak akan
menghasilkan panen pisang yang baik.
Tanah harus mudah meresapkan air.
Pisang tidak hidup pada tanah yang
mengandung garam 0,07%.
1.3. Ketinggian Tempat
Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan
kekeringan. Di Indonesia umumnya
dapat tumbuh di dataran rendah sampai
pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang
ambon, pisang nangka dan pisang tanduk
tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
2.Pedoman Budidaya
2.1. Pembibitan
Pisang diperbanyak
dengan cara vegetative,dikembang biakan
dengan tunas-tunas/anaknya
1. Persyaratan Bibit : Tinggi anakan yg
dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan
lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan
diambil dari pohon yg berbuah baik
dan sehat. Tinggi bibit akan
berpengaruh terhadap produksi pisang
(jumlah sisir dlm tiap tandan). Ada
dua jenis bibit pisang: anakan muda &
dewasa. Anakan dewasa lebih baik
digunakan karena sudah mempunyai
bakal bunga & persediaan makanan di
dlm bonggol sudah banyak. Penggunaan
bibit yg berbentuk tombak (daun masih
berbentuk seperti pedang, helai daun
sempit) lebih diutamakan daripada bibit
dengan daun yg lebar.
2. Penyiapan Bibit : Bibit dapat
dibeli dari tempat lain atau disediakan
di kebun sendiri. Bibit Pisang ditanam
dengan jarak tanam agak rapat sekitar
2 x 2 m. Satu pohon induk, biarkan
memiliki tunas antara 7-9. Untuk
menghindari terlalu banyak jumlah
tunas, maka lakukan pemotongan
tunas.
3. Sanitasi bibit bebelum
ditanam : Untuk menghindari
penyebaran hama/penyakit sebelum
ditanam bibit diberi perlakuan sebagai
berikut:
1. Setelah dipotong, bersihkan tanah yg
menempel di akar.
2. Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari
sebelum tanam agar luka pada umbi
mengering. Buang daun-daun yg lebar.
3. Rendam umbi bibit sebatas leher batang
didalam insektisida0,5–1% selama 10
menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
4. Jika tidak ada insektisida, rendam umbi
bibit di air mengalir selama 48 jam.
5. Jika di areal tanam sudah
ada hama nematoda, rendam bibit di
dalam air panas beberapa menit.
2.2. Pengolahan Media Tanam
1.Pembukaan Lahan : Pemilihan lahan harus
mempertimbangkan aspek iklim,
prasarana ekonomi dan jarak pasar/
industri pengolahan pisang, juga harus
diperhatikan segi keamanan sosial.
Untuk membuka lahan perkebunan
pisang, terlebih dahulu lakukan
pembasmian gulma, rumput atau
semak-semak, penggemburan tanah
yang masih padat; pembuatan
sengkedan dan pembuatan saluran air.
2. Pembentukan Sengkedan Bagian tanah
yang miring perlu disengked (dibuat
teras). Lebar sengkedan tergantung dari
derajat kemiringan lahan. Lambung
sengkedan ditahan dengan rerumputan
atau batu-batuan jika tersedia.
Dianjurkan untuk menanam tanaman
legum seperti lamtoro di batas
sengkedan yang berfungsi sebagai
penahan erosi, pemasok unsur hara dan
juga penahan angin.
3. Pembuatan Saluran Pembuangan Air,
Saluran ini harus dibuat pada lahan
dengan kemiringan kecil dan tanah
datar. Di atas landasan dan sisi saluran
ditanam rumput untuk menghindari erosi
dari landasan saluran itu sendiri.
2.3. Tehnik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman : Jarak tanam
tanaman pisang cukup lebar sehingga
pada tiga bulan pertama memungkinkan
dipakai pola tanam tumpang sari/
tanaman lorong di antara tanaman
pisang. Tanaman tumpang sari/lorong
dapat berupa sayur-sayuran atau
tanaman pangan semusim.
Dikebanyakan perkebunan pisang di
wilayah Asia yang curah hujannya
tinggi, pisang ditanam bersama dengan
tanaman perkebunan kopi,
kakao, kelapa dan arecanuts. Di India
Barat, pisang untuk ekspor ditanam
secara permanen dengan kelapa.
2. Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran
lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada
tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40
x40 x 40 cm untuk tanah-tanah
gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk
tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah
berat.
3. Cara Penanaman : Penanaman
dilakukan menjelang musim hujan
(September-Oktober). Sebelum tanam
lubang diberi pupuk organik seperti
pupuk kandang/kompos sebanyak 15–
20 kg. Pemupukan organik sangat
berpengaruh terhadap
kualitasrasa buah.
2.4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan : Untuk mendapatkan hasil
yang baik, satu rumpun harus terdiri
atas 3-4 batang. Pemotongan anak
dilakukan sedemikian rupa sehingga dlm
satu rumpun terdapat anakan yg
masing-masing berbeda umur (fase
pertumbuhan). Setelah 5 tahan rumpun
dibongkar untuk diganti dengan
tanaman yang baru.
2. Penyiangan : Rumput atau gulma di
sekitar pohon induk harus disiangi agar
pertumbuhan anak dan juga induk baik.
Penyiangan dilakukan bersamaan
dengan penggemburan dan penimbunan
dapuran oleh tanah agar akar dan tunas
bertambah banyak. Perlu diperhatikan
bahwa akar pisang hanya rata-rata 15
cm di bawah permukaan tanah,
sehingga penyiangan tidak perlu
dilakukan terlalu dalam.
3. Perempalan : Daun-daun yang mulai
mengering dipangkas agar kebersihan
tanaman dan sanitasi lingkungan
terjaga. Pemangkasan daun-daun ini
dilakukan setiap waktu.
4. Pemupukan : Pisang sangat memerlukan
kalium dalam jumlah besar. Untuk satu
hektar, pisang memerlukan 207 kg urea,
138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200
kg batu kapur sebagai sumber kalsium.
Pupuk N diberikan dua kali dalam satu
tahun yang diletakkan di dalam larikan
yang mengitari rumpun tanaman.
Setelah itu larikan ditutup kembali
dengan tanah. Pemupukan fosfat dan
kalium dilaksanakan 6 bulan setelah
tanam (dua kali dlm setahun).
5. Pengairan dan Penyiraman : Pisang
akan tumbuh subur dan berproduksi
dengan baik selama pengairannya
terjaga. Tanaman diairi
dengan cara disiram atau mengisi
saluran air yang berada di antara
barisan tanaman pisang.
6. Pemberian Mulsa : Tanah disekitar
rumpun pisang diberi mulsa berupa
daun kering ataupun basah. Mulsa
berguna untuk mengurangi penguapan
air tanah dan menekan gulma, tetapi
pemulsaan yang terus menerus
menyebabkan perakaran
menjadi dangkal sehingga pada waktu
kemarau tanaman merana. Karena itu
mulsa tidak boleh dipasang terus
menerus.
7. Pemeliharaan BUAH: Jantung pisang
yang telah berjarak 25 cm dari sisir
buah terakhir harus dipotong agar
pertumbuhan buah tidak terhambat.
Setelah sisir pisang mengembang
sempurna, tandan pisang dibungkus
dengan kantung plastik bening. Kantung
plastik polietilen dengan ketebalan 0,5
mm diberi lubang dengan diameter 1,25
cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran
kantung plastik adalah sedemikian rupa
sehingga menutupi 15-45 cm di atas
pangkal sisir teratas dan 25 cm
dibawah ujung buah dari sisir terbawah.
Untuk menjaga agar tanaman tidak
roboh akibat beratnya tandan, batang
tanaman disangga dengan bambu yang
dibenamkan sedalam 30 cm kedalam
tanah.
3. Hama dan Penyakit
3.1.Hama
1. Ulat daun (Erienota thrax.)
· Bagian yg diserang adalah daun.
· Gejala: daun menggulung seperti
selubung dan sobek hingga tulang daun.
· Pengendalian: dengan
menggunakan insektisida yang cocok
belum ada, dapat dicoba
dengan insektisida Malathion.
2. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
· Bagian yang diserang adalah kelopak
daun, batang.
· Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah
dlm kelopak daun, batang pisang penuh
lorong.
· Pengendalian: sanitasi rumpun pisang,
bersihkan rumpun dari sisa batang
pisang, gunakan bibit yang telah
disucihamakan.
3. Nematoda (Rotulenchus similis,
Radopholus similis).
· Bagian yang diserang adalah akar.
· Gejala: tanaman kelihatan merana,
terbentuk rongga atau bintik kecil di
dalam akar, akar bengkak.
· Pengendalian: gunakan bibit yang telah
disucihamakan, tingkatkan humus tanah
dan gunakan lahan dengan kadar
lempung kecil.
4. Ulat bunga dan buah (Nacoleila
octasema.)
· Bagian yang diserang adalah bunga &
buah.
· Gejala: pertumbuhan buah abnormal,
kulit buah berkudis. Adanya ulat
sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
· Pengendalian: dengan
menggunakan insektisida.
3.2. Penyakit
1. Penyakit darah
· Penyebab: Xanthomonas celebensis
(bakteri). Bagian yg diserang adalah
jaringan tanaman bagian dalam.
· Gejala: jaringan menjadi kemerah-
merahan seperti berdarah.
· Pengendalian: dengan membongkar
dan membakar tanaman yang sakit.
2. Panama
· Penyebab: jamur Fusarium oxysporum.
Bagian yang diserang adalah daun.
· Gejala: daun layu dan putus, pertama
daun luar lalu daun dibagian dalam,
pelepah daun membelah membujur,
keluarnya pembuluh getah berwarna
hitam.
· Pengendalian: membongkar dan
membakar tanaman yang sakit.
3. Bintik daun
· Penyebab: jamur Cercospora musae.
Bagian yg diserang adalah daun dengan
gejala bintik sawo matang yg makin
meluas.
· Pengendalian: dengan menggunakan
fungisida yang mengandung Copper
oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
4. Layu
· Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian
yang diserang adalah akar.
· Gejala: tanaman layu dan mati.
· Pengendalian: membongkar dan
membakar tanaman yang sakit.
5. Daun pucuk
· Penyebab: virus dengan perantara kutu
daun Pentalonia nigronervosa. Bagian
yang diserang adalah daun pucuk.
· Gejala: daun pucuk tumbuh tegak
lurus secara berkelompok.
· Pengendalian: cara membongkar dan
membakar tanaman yang sakit.
3.3. Gulma
Tidak lama setelah tanam dan setelah kanopi
dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan
yang harus segera diatasi. Penanggulangan
dilakukan dengan:
1. Penggunaan herbisida seperti Paraquat,
Gesapax 80 Wp, Round up dan dalapon.
2. Menanam tanaman penutup tanah yang
dapat menahan erosi, tahan naungan,
tidak mudah diserang hama penyakit,
tidak memanjat batang pisang. Misalnya
Geophila repens.
3. Menutup tanah dengan plastik polietilen.
4. Panen
4.1. Ciri dan Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah
berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah
dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah
mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup
umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan
siku-siku buah yg masih jelas sampai hampir
bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan
pada jumlah waktu yg diperlukan untuk
pengangkutan buah ke daerah penjualan
sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai
di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang
masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima
konsumen.
4.2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama dengan
tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah
30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan
pisau yang tajam dan bersih waktu memotong
tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi
terbalik supaya getah dari bekas potongan
menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka
yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah
dengan tanah. Setelah itu batang pisang
dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan
sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang
pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m
dari permukaan tanah. Penyisaan batang
dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
4.3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen
dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung
pengaturan jumlah tanaman produktif.
4.4. Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di
Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28
ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan
skala rumah tangga. Untuk
perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan
besar (> 30 ha), produksi yang ekonomis harus
mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
5. Pasca Panen
Secara konvensional tandan pisang ditutupi
dengan daun pisang kering untuk mengurangi
penguapan dan diangkut ketempat pemasaran
dengan menggunakan kendaraan terbuka/
tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir
pisang dilepaskan dari tandannya kemudian
dipilah-pilah berdasarkan ukurannya.
Pengepakan dilakukan dengan menggunakan
wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke
dos dengan posisi terbalik dalam beberapa
lapisan. Sebaiknya luka potongan diujung sisir
buah pisang disucihamakan untuk menghindari
pembusukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar